Kasih Ibunda

Kasih Ibunda

Tuesday 17 July 2012

Paranoid terhadap Televisi.

"Ya Allah, kami memohon agar terjaga dari pandangan-pandangan yang tidak baik juga berbagai hal yang dapat memalingkan kami untuk tidak taat kepada-Mu, aamiin..."

Lagi, iklan berlatarkan para perempuan bergaun putih mewarnai acara televisi. Saya, yang awalnya biasa saja,mendadak berubah menjadi sangat risih ketika iklan itu lebih sering hadir bahkan mungkin begitu mendominasi.

Hingga saya temui iklan itu lagi di sebuah acara anak-anak yang difikir sudah aman untuk dilihat bagi kedua anak saya. Lantas, mengapa saya jadi begitu sangat resah dengan iklan yang hanya demikian adanya? (begitu mungkin pandangan sebagian orang). Ya, benar! itu hanyalah sebuah iklan detergen(pembersih baju) ... sepele mungkin. Tapi, tidak bagi saya juga keluarga kecil yang kami bina. Tidak biasa melihat hal demikian dan tidak menginginkan terbiasa. Sepertinya, terdengar sangat idealis. Tapi, menurut saya ini adalah sebuah keharusan dan perlu! Terutama bagi saya sebagai ibu dan menginginkan kebaikan bagi ketiga anak lelaki (amanah dari Allah) yang masih balita.

Menurut pandangan saya, ketika sesuatu yang kecil dan sering diulang, hal demikian akan terekam sangat kuat dalam memori otak yang memiliki berjuta sel yang Allah berikan tuk menyerap berbagai informasi."MasyaAllah..."

Sesuatu itu bisa tertangkap oleh pandangan mata, telinga dan juga perbuatan kita. Sedang, ketika itu televisi adalah yang sangat besar pengaruhnya bagi kedua anak lelaki saya, bagai sebuah hipnotis berdaya audio visual (bahasa canggihnya). Bukan karena kami mengharamkan televisi dirumah kami, tidak juga karena kami terlalu memprotektif sangat mereka. Tetapi, karena acara nya yang kebanyakan meresahkan dan dapat merubah pandangan mereka.

Dan, ketika saya merasa aman... dengan acara televisi yang berlatarkan program untuk anak-anak, tidak sedikit yang membumbui acara dengan beragam iklan yang lebih banyak menampilkan wanita-wanita yang tidak menutup auratnya juga sikap yang (bagi pandangan kami) kurang enak dipandang mata. Lalu, bagaimana lagi kami mengatasi semua ini...?!

Bagaimana juga dengan keadaan diluar sana...?! anak-anak yang pandangan nya terbiar dengan yang akan merubah cara pandang mereka, sedikit demi sedikit.... meski, banyak yang akhirnya berkata......"Biarkan sajalah, toh zaman anak-anak kita nanti berbeda dengan zaman kita saat ini?!" Begitukah...?




Kembali, saya dan suami hanya bisa berdoa dan meminta perlindungan dari Allah yang Maha Besar penjagaan-Nya, setelah kami berusaha tuk memalingkan pandangan mata kami juga anak-anak (amanah dari Allah).

Semoga masih akan tersisa rasa malu pada diri kita ...
“Jika Allah hendak menghancurkan suatu kaum (negeri), maka terlebih dahulu dilepaskannya rasa malu dari kaum itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

*ketika resah terhadap siaran televisi yang ada di negeri sendiri : Indonesia -
~ Dini Rahmajanti (Dee) ~
(dipindahkan dari blog pertama saya di Multiply)
28 Desember 2009.

No comments:

Post a Comment